7.06.2009

Pengemis Tua Dan Buah Berry Merah

Ada sebuah kisah,di mana angin sedang bertiup ringan dan pucuk-pucuk daun sedang mengembang,di mana sekumpulan itik berenang menyebrangi sungai dan angsa-angsa putih mengais dasar sungai berharap cacing gemuk sebagai makan siangnya,di mana kerbau dan para penggembala menari-nari sambil bermain seruling di padang ilalang yang luas,di mana ikan-ikan segar meloncat-loncat melawan arus sungai untuk bertelur di muara,Burung dara membangun sarang,selagi para petani menanam benihnya,di mana sebuah kehidupan mulai tumbuh,mulai mengembangkan bulu-bulu lembut dan auman kecilnya.

Berjalanlah seorang tua dengan tongkat dari akar pohon pillow.Orang itu nampak renta,keriput,bungkuk,pucat dan ompong.Ia membawa sekantung biji buah berry merah pemberian seekor tupai,buah yang lezat dan manis,cukup untuk persediaan hidupnya hari itu.Ia terus berjalan dengan terbungkuk,menuju sebuah batu besar di pinggir kolam.Di kanan dan di kirinya terlihat rindang dedaunan pohon oaks yang baru saja sembuh dari meranggas.

Daun yang merah kekuningan,membuatnya merasa damai dan tenang dengan sedikit sejuk pandang di matanya.Oh Tuhan,dari mana kau mendapatkan tinta kualitas terbaik untuk mengecat daun-daun itu,pikirnya dalam hati.Iapun memutuskan untuk beristirahat sejenak di batu tempat ia bersandar.

Sementara,sebuah limousin melintas ke arah taman oaks,limousin itu melaju pelan,menghampiri sebuah kursi panjang di pinggir danau,danau yang merupakan muara sungai tempat para ikan menetaskan buah hatinya.Dari mobil itu keluar seorang pria kekar dengan tuxedo hitam ala italia,setelah beberapa saat membenahi kupu-kupu kain di lehernya,ia membukakan pintu belakang mobil sambil merunduk hormat,dan.........

Dari pintu itu keluar sepasang suami istri dengan baju kebesaran istananya,entah dari istana manakah mereka berasal,Seorang pria dengan baju putih yang rapi menggandeng istrinya yang mengenakan baju pesta,mirip sekali dengan baju pengantin,hanya saja gaun yang ia kenakan lebih ramping dan minimalis.Tapi nampaknya mereka bukanlah pengantin,mereka hanyalah sepasang bangsawan yang ingin menyegarkan hati dan pikiranya sejenak,menjauh dari hiruk pikuk kehidupan mewah yang penuh dengan persaingan,kesombongan dan kebohongan.

Segera sepasang anak adam dan putri hawa itu duduk di kursi panjang ber cat putih,menghadap ke arah kolam danau dan saling berpelukan.Mereka berdua tersenyum,tertawa bercanda menyaksikan angsa-angsa yang menukik ke arah dasar danau,yah....katakanlah itu danau,meskipun sebenarnya hanyalah genangan air yang merupakan muara sungai,tempat di mana aliran air mencapai tujuanya untuk sekedar singgah sementara waktu,menunggu gilirian berikutnya untuk mengalir dan menjadi arus lagi.

Tampak pria kekar yang memakai kupu-kupu kain sebagai hiasan lehernya tadi menyiapkan beberapa porsi kudapan untuk majikanya,hmmmmm...........sekalipun dari kejauhan,orang tua bungkuk tadipun mencium aroma marsmelow dan mentega segar,ia juga merasakan aroma roti panggang yang begitu harum dan mempesona,sudah sejak lama sekali ia tak merasakan nikmatnya roti panggang meskipun itu hanyalah sisa.Di dalam benak orang tua itu tertanam beribu-ribu hasrat untuk mencicipi hidangan yang lezat.Ah......ia coba membangkitkan diri dari istirahatnya,dan berjalan ke arah sepasang suami-istri itu,berharap ada sedikit keberuntungan baginya........sekalipun tersirat banyak keraguan,takut di usir,di cemooh,dan di hina,namun ia beranikan diri..... ia beranikan diri untuk tetap berjalan ke arah mereka,langkah demi langkah,tatihan demi tatihan,ayunan demi ayunan ia lalui dengan tubuhnya yang rentan.

Berharap,di sana masih ada orang yang baik hati,yang rela memberikanya roti panggang isi mentega segar meskipun hanya sepotong.Setiba di dekat limousin,ia melihat orang dengan tuksedo hitam berjalan ke arahnya,dengan nada marah ia membentak-bentak dengan kasar “PERGI KAU ORANG TUA KOTOR.......JANGAN GANGGU KETENANGAN MAJIKANKU...JANGAN KAU RUSAK PEMANDANGAN TAMAN DENGAN PENAMPILANMU YANG MENJIJIKAN”,katanya.......dan orang tua itupun menjawab “oh tuan......hamba tidak bermaksud jahat,hamba hanya berharap sepotong roti tanda ke agungan dan kebaikan hati tuan dan nyonya,sebagai gantinya.......hamba akan menukar roti isi itu dengan buah berry merah milik hamba ini tuan.....”dengan tertatih-tatih orang tuas itu mengucap sedih.”KAMI PUNYA BANYAK BUAH....JADI TERIMAKASIH ATAS KEBAIKANMU KAMI TIDAK MEMBUTUHKANYA......SEKARANG PERGILAH DAN BAWA KANTUNG BUAH KOTORMU ITU DARI SINI.......”bentak tuksedo hitam berkupu-kupu itu lagi......sangat........sangat menyakitkan........orang tua itu hanya tertunduk sedih dan pasrah berkata “baiklah tuan,hamba akan pergi....maafkanlah kelancangan hamba ini.....”dengan sedih urung lah niatnya untuk menikmati sedikit kebahagiaan dari orang baik hati,tapi orang tua itu tidak mau menangisi nasibnya,ia tidak ingin di sisa hidupnya yang tinggal sedikit ini di habiskan untuk berkeluh kesah,ia berfikir....... masih banyak rejeki di luar sana,meskipun ia hidup dengan mengharap belas kasihan dari orang lain,ia yakin pasti ada makan untuknya selama tuhan memberinya nafas.....................

Teriakan pria bertuksedo tadi terdengar oleh majikan wanitanya.....iapun menoleh kebelakang dan menanyakan apa yang sedang terjadi pada pelayan kepercayaanya itu.Sang pelayanpun menyampaikan jikalau ada seorang tua yang ingin menukar sepotong roti dengan sekantung buah berry namun sang pelayang telah mengusirnya,

”Apa yag kau lakukan?itu hanyalah roti.......kenapa kau mengusirnya?panggil ia kemari...kita punya cukup banyak roti untuk di makan olehmu dan seluruh warga di desa asalmu............jadi roti untuk kita tak akan habis hanya untuk satu orang tua saja.......!!!”kata sang majikan wanita jengkel,pada pelayanya yang mengusir si orang tua.Mendengar istrinya sedikit emosi sang suami kemudian memerintahkan kepada pelayanya untuk segera memenuhi perintah istrinya,dan....di panggilah orang tua itu kembali.

Setelah beberapa saat berjalan,akhirnya orang tua itupun sampai tepat di depan suami istri yang duduk di kursi panjang,namun si orang tua agak sedikit manjauh,takut di bentak-bentak lagi...........

Dengan senyum manis,sang wanita bertanya sesuatu pada orang tua itu,”tuan.......di mana rumahmu?”

Kemudian di jawab,”hamba hanyalah bagian dari langit dan bumi,rumah hamba adalah percikan segar air di sungai,kepakan sayap-sayap burung,itik,dan angsa,decitan ranting dan dahan pohon oaks,ranjang hamba hanyalah batu-batu besar penghias pinggiran sungai,dan hamba adalah orang terkaya di dunia.........karena apapun yang hamba inginkan selalu ada di samping hamba!!”jawab orang tua itu merendah.....”maksudmu...termasuk roti yang kau inginkan ini?”jawab sang wanita itu lagi........

”bukan nyonya....bukan itu...tapi ...di saat hamba butuh udara.....udara selalu ada di samping hamba,di saat hamba butuh kesejukan dan keteduhan....pohon oaks selalu ada di samping hamba.......di saat hamba butuh minum sungai yang jernih selalu ada di samping hamba,di saat hamba butuh teman,selalu ada tupai,belalang,jangkrik, kupu-kupu serta burung dara yang cantik dan lucu-lucu di samping hamba......dan di saat hamba berharap sepotong roti untuk mengganjal laparnya perut ini,selalu ada buah berry merah yang segar dan manis untuk di tukarkan...........!”jawab sang penyair tua itu panjang lebar......

”baiklah tuan...kau boleh mengambil sebanyak apapun roti milik kami.......dan seandainya kau punya rumah yang lebih jelas alamatnya,mungkin kami bisa mengirimimu roti setiap hari agar kau tak perlu mengemis lagi........”jawab wanita bijak itu tegas.......”nyoya yang baik...terimakasih...tapi hamba tidak mengemis,hamba hanya ingin menukar buah yang hamba miliki dengan beberapa cuil roti untuk menyembuhkan lapar hamba,siapa tau dengan kesegaran buah dari hamba ini,dahaga nyonya bisa tersembuhkan,dan hamba doakan semoga nyonya dan tuan di berikan keturunan yang tampan dan cantik,berbudi baik dan bisa di banggakan oleh orang tuanya........”

DDDDUUUUUAAAAAAAARRRRRR...................seketika terjadi ledakan supernova di dalam hati sepasang suami istri itu,mata sang suami tiba-tiba membelalak,kemudian tertuntuk lemas,sedangkan sang istri hanya bisa meneteskan air mata dan diam tanpa bisa mengucapkan suatu apapun.......dengan tanggap,sang pelayan segera memberikan sepotong roti yang sangat besar kepada orang tua itu,tanpa lupa untuk membalas budi baik mereka,orang tua itupun memberikan sekantung buah berry merah sembari mengucapkan banyak terima kasih.....iapun lalu pergi menunggalkan suami istri itu dan tak ingin mengganggunya lagi......namun,belum jauh ia melangkah,terdengar sang wanita memanggilnya...”pak tua......siapa nama anda?”.........dan sembari menoleh,orang tua itu tersenyum,”apalah arti nama bagi hamba yang hina ini,buah berry merah itu cukup untuk mewakili nama hamba ini nyonya!!!”jawab orang tua itu sedikit misterius.

“Oh.....”hanya itu yang bisa di ucapkan sang wanita kaya setelah mendengar penuturan dari orang tua itu,perlahan tapi pasti si orang tua berjalan menjauh dari kursi tempat suami istri itu duduk,jauh....semakin jauh,kemudian ia menghilang di balik semak-semak.

Setelah sedikit tenang,dan berhenti dari tangisnya,sang wanita kaya merogoh kantung kecil berisi buah berry merah pemberian orang tua tadi dan segera melahapnya,ia memakan buah-buah itu dengan rakus,sampai bibirnya belepotan,sang suami yang sedari tadi memilih untuk diam lalu menegur istrinya dan bertanya kenapa ia melakukan itu,sang istri menjawab,”Sayang,siapa tau buah berry merah ini bisa menjadi obat untuk rahimku........kita sudah kehabisan cara bukan?”....jawab istrinya......sang suamipun hanya bisa menangis,meneteskan beberapa titik air mata melihat sikap istrinya.

Mereka berdua datang ke tempat itu sedianya untuk berekreasi,melepas lelah setelah berobat ke banyak kota di dunia,beberapa minggu yang lalu sang istri keguguran,dan itu adalah kali kalima sang istri mengalami keguguran,menurut dokter,rahim sang istri sangatlah lemah dan tidak kuat untuk menahan janin,hingga ia telah di vonis tidak bisa punya anak,kesedihan selalu tersirat di wajah sang istri sejak saat itu.Namun,hari ini,untuk pertama kalinya ia terlihat punya semangat untuk hidup.

Dua belas minggu kemudian,di sebuah rumah mewah,milik seorang milliader ternama,sedang di adakan pesta besar,pesta itu dia adakan sebagai ungkapan kebahagiaan karena sang istri kembali mengandung.......yah...kali ini dokter mengatakan,bahwa telah terjadi sebuah keajaiban,karena rahim sang istri milliader tiba-tiba normal dan sangat kuat,hingga ia mampu mengandung sepasang bayi kembar.Sang milliader dan istrinya adalah sepasang suami istri yang pernah menukar sepotong roti dengan sekantung buah berry merah milik seorang pengemis tua di sebuah taman tadi.

Sang istri milliader berfikir,mungkin keajaiban ini berasal dari buah berry merah pemberian orang tua itu,ia dan suaminya pun mengerahkan banyak anak buahnya untuk mencari pengemis tua yang di maksud,hanya untuk sekedar berterimakasih dan membalas budi baiknya.Berbagai cara mereka lakukan untuk menemukan sang pengemis,namun hasilnya nihil,pencarian terus di lakukan sampai pada waktunya sang istri milliader melahirkan bayi kembarnya,

di saat usaha yang mereka lakukan untuk mengetahui keberadaan sang pengemis tua mulai mencapai titik jenuh,tiba-tiba datang sepucuk surat dari orang tak di kenal yang di alamatkan langsung kepada sang milliader dan istrinya,

isi surat itu adalah :

“tuan dan nyonya yang baik hati,terimakasih karena hari itu mau menyisihkan sedikit roti untuk hamba yang sedang kelaparan,hamba harap buah berry merah pemberian hamba rasanya manis dan tidak merusak selera tuan dan nyonya yang baik hati,kebahagiaan yang tuan dan nyonya dapatkan hari ini,bukan karena hamba ataupun buah yang hamba berikan,tapi,kebahagiaan itu datang karena kebaikan tuan dan nyonya yang tak pernah membiarkan seorang tua yang lemah kelaparan,sementara tuan dan nyonya memiliki sepotong roti isi mentega yang lezat.Doa dari orang tua itu rupanya di kabulkan oleh tuhan,tapi bukan orang tua itu yang berjasa,tapi Tuhan lah yang memberikan kemudahan pada tuan dan nyonya setelah kebaikan kecil yang baru saja tuan dan nyonya lakukan”


Membaca surat itu,lega lah hati sang milliader berikut istrinya setidaknya mereka mendapatkan kabar dari Pengemis tua yang mereka cari-cari,mereka lalu menamai bayi kembar putra-putri mereka yang cantik dan tampan dengan nama “beautifull red berry” dan “handsome red berry”,mereka juga mengamalkan sebagian harta mereka untuk membuatkan rumah singgah bagi para pengemis yang telah renta dan lanjut usia..............

rumah singgah itu di beri nama “The House Of Red Berry’s Old Man”untuk menghormati sang pengemis tua yang telah menolong mereka dan berharap suatu hari orang tua itu ikut datang ke rumah singgah ini.

Lalu di manakah pengemis tua itu berada kini?tak ada seorang pun yang mengetahuinya....kecuali tupai-tupai yang melompat dengan bahagia di dahan dan ranting pohon oaks dan pohon berry merah.







3 komentar temen:

enigma mengatakan...

kisah yang bagus. pertanyaan kamu soal maang traffict rank kurang jelas. Maksudnya menaikkan traffic Rank ? kalo itu kamu harus join dengan forum yang sejenis dengan blog kamu. misal puisi dll. lalu submit ke lintas berita dan infogue. Dan yang terpenting, selalu tulis isi yang bagus di blog kamu, seperti kisah diatas.

Raden Roro Martiningsih mengatakan...

makasih ya... dah singgah di blogku.... so sweet

Wendra Wijaya mengatakan...

Cerita yg menarik. Semoga bisa menjadi renungan..