1.13.2010

Guru wiyata bakti (Sukwan)

Blackinnovationawards goes to campus, mungkin kata itulah yang paling tepat untuk tulisan saya kali ini, karena nominasi "inovation award" ala Souvenir from the 20th centuries kita akan membawakan sebuah cerita unik seputar profesi guru. Beberapa waktu yang lalu saya maen ke IKIP PGRI Madiun sebuah kampus favorit untuk para calon guru. Banyak sekali mahasiswa yang lalu-lalang di sana, saya lalu membayangkan, bila dalam setahun ada 1000 orang mahasiswa yang di wisuda (dengan ijazah PGSD dan Ijazah guru lainya) maka berapa jumlah calon guru yang membutuhkan pekerjaan dalam sepuluh tahun kedepan? ya benar sekali 10 000 orang yang akan mengantri dalam test CPNS untuk melamar menjadi guru.

Peraturan Pemerintah No.48/2008 dan Permendagri 13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59/2007 telah mengatur tentang larangan para GTT menerima tunjangan dri Pemda setempat, Meski pada akhirnya hal tersebut di urungkan namun para GTT menerima intensif atau fungsional sekadarnya dari Pemda setempat, itupun bagi GTT yang telah mengantongi SK Bupati. Kata seorang teman yang saat ini menjadi GTT atau Sukwan, bila SK bupati tersebut tidak di dapatkan maka mereka tidak mendapatkan jaminan untuk pengangkatan kecuali melalui test CPNSD yang di warnai oleh politik uang itu (Bukan saatnya kita menampik rahasia umum yang sering di tutup-tutupi ini, seorang petani bodoh pun tau bahwa politik uang masih merajalela, bila ada yang menolak anggapan tersebut maka dia adalah bagian dari politik uang itu sendiri atau lebih bodoh dari petani lulusan SR).

Dari latar belakang problem di atas saya tergelitik untuk melakukan wawancara dengan beberapa temen yang kini menjadi guru wiyata bakti/ sukwan, dari hasil wawancara di kantin kampus itu saya mendapatkan banyak data yang sangat memilukan,
1 Ada seorang guru sukwan yang telah mengabdi selama 20 tahun dan kini berjuang meraih S1 agar gajinya sedikit bertambah, saat saya tanya berapa gaji ibu saat ini? dia menjawab 100 rb per bulan.....Ya Allah...........
2 Seorang Sukwan yang telah mengabdi selama 25 tahun namun tak pernah di angkat menjadi guru PNS, karena kini beliau telah pensiun dan memilih menjadi antar jemput untuk putranya yang kini kuliah di IKIP......Ya Allah.......
3 Seorang sukwan...baru mengabdi Tiga Tahun di gaji 50 rb sebulan dengan alasan dana kas sekolah tidak mencukupi hingga dia kerja sambilan menjadi tukang sayur di pagi hari sebelum mengajar dan menjaga toko di malam hari, di luar aktifitas tersebut dia kuliah mencari gelar sarjana. Dia juga punya seorang anak berusia dibawah satu tahun. ( ini kenyataan dan orangnya ada...bukan fiktif ).
4 Seorang Sukwan, mengabdi tiga tahun, di gaji 20rb sebulan dengan alasan kas sekolah tidak mencukupi, padahal sekolah sering membangun berbagai fasilitas (Toilet, Paving,Gudang dan serangkaian renovasi), koperasi sekolah selalu ramai dan laba, bantuan dari PNPM lancar dan berbagai ciri lain yang mengidentifikasikan bahwa keuangan sekolah tersebut sangat sehat. Kebetulan saya pernah ke sekolah terkait. Guru sukwan ini juga tidak mendapat tunjangan hari raya apalagi fungsional karena SK Bupatinya belum keluar......Ya Allah.....
Saya tau, untuk mengelola keuangan sekolah memang bukan hal yang gampang, semua telah di atur dalam POS angggaran sendiri-sendiri dan akan di pertanggung jawabkan di depan badan audit bila ada keganjilan, tapi apakah susah mengambil sedikit uang barang 100 rb untuk tambahan kesejahteraan pada guru-guru sukwan yang telah mengabdikan diri mencerdaskan anak-anak kita, adik-adik kita dan generasi penerus bangsa? kalaupun keadaan mendesak apa rugi bila di ambilkan dari kantong pribadi? patungan antar guru PNS untuk di berikan pada Sukwan? Berapa sih jumlahnya paling banyak satu orang 20 rb sudah cukup untuk di berikan pada guru sukwan yang di sekolah tertentu hanya satu dua orang saja ?apa hal itu akan membuat guru PNS menjadi miskin?TIDAK!!!!!

Dimana hati nurani saat seorang guru sukwan membuka amplop gaji dan menemukan selembar uang 20 rb di sana? Di mana hati nurani ketika Sorang sukwan mengakhiri masa jabatanya sebagai guru wiyata bakti, bukan Pegawai Negeri Sipil? Dimana hati nurani saat para PNS menerima Roti Kaleng dan Sirup Botol di hari raya sedangkan para sukwan yang "Tidak Berhak" mendapatkan, hanya melihat dari jauh dan menangis? bukan tangis ingin makan roti saya kira...tapi tangis nelangsa......itulah "Oemar Bakri" di jaman modern.....Sebesar apapun posisi kita sekarang, sesukses apapun kita sekarang....kita pasti sempat di ajari membaca dan berhitung oleh guru SD kita, guru SMP dan SMA yang bisa jadi salah satu di antara mereka adalah Sukwan.
Wahai Guru Sukwan, Mungkin saya bukan bagian dari kalian, saya hanyalah seorang blogger biasa, dan yang bisa saya berikan untuk menghormati kalian adalah menjadikan profesi mulia kalian sebagai "Souvenir Dari Abad ke 21".

22 komentar temen:

fuda_9 mengatakan...

udah aku pasang kak ....
ini linknya dengan nama aditya's blogsphere disini

insanitis37 mengatakan...

heheeh,,oh iya ya, kan nick mu ada blogsphere nya juga (qiqiqi, sori gak sengaja mas)
duuh, gya uy udah dapet 17..aku baru 11 sob! tp santai aja lah,,mpe tgl 28 ini kan y??
sukses dgn DBBC nya y...!!semangat!

jhonson blog mengatakan...

sorry bro...agak telat...link anda sudah saya pasang...silahkan di check kjembali...makasih

bepi mengatakan...

terpujilah engkau guru

Clara Canceriana mengatakan...

emang hebat ya guru sukwan itu

Henny Faridah mengatakan...

Saya sebagai seorang guru terharu mendengarnya... Alhamdulillah saya tidak pernah merasakan hal seperti itu. walaupun saya bukan seorang PNS...

Kang Sugeng mengatakan...

qiqiqi... jadi inget guruku dulu...

Lina mengatakan...

kalau begitu, gimana guru bisa memberi yang terbaik dengan kemampuan semaksimal mungkin kalau perutnya tidak kenyang ?

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan komitmen pemerintah itu dalam acara Hari Ulang Tahun ke-62 Persatuan guru Indonesia (PGRI) di Pekanbaru, Riau. SBY menyatakan pemerintah akan mengangkat seluruh guru bantu secara bertahap hingga 2009. Menurut SBY, hingga 2007 pemerintah telah mengangkat 351 ribu guru bantu menjadi PNS.
Dari tahun ke tahun, profesi guru memang semakin mendapat tempat di mata negara. Melalui UU No 14 Tahun 2005 Tentang Profesi Guru dan Dosen, setidaknya secara legal-formal, pemerintah terus berupaya mengangkat harkat para tenaga pendidik. Pernyataan SBY, tentu, layak disambut suka-cita para guru bantu yang kini masih berstatus honorer.

Namun bagaimana kenyataanya sekarang?
Pemerintah hanya sibuk mengurusi gonjang ganjing Century, Guru Bantu tetap tidak pernah diperhatikan. Dan Ironisnya pegawai Pemda yang notabene baru bekerja sebagai tenaga sukarela justru banyak yang terangkat menjadi PNS,

NURA mengatakan...

salam sobat
sungguh perjuangan yg bagus untuk diteladani ya,,,pak Sukwan
pengabdiannya selama 20 th dan perjuangannya melanjutkan S1 ,,agar gaji bertambah.

Blogger Admin mengatakan...

@ALL,RALAT TEMEN SY YG JUALAN SAYUR ITU KINI BERALIH PROFESI JD PEDAGANG PETAI,TOKONYA DI TUTUP,TP DIA MASIH GTT DGN GAJI 50RB SEBULAN,UNTUK MENGHIDUPI 1 ANAK DAN ISTRI

-Gek- mengatakan...

kesimpulan : Jangan jadi guru PNS deh..

Apik tenan postinganmu, sobat!

don mengatakan...

iya sodaraku banyak yang menjadi guru sukwan, jadi tahu gambarannya...

Laksamana Embun mengatakan...

Sungguh mulya hati mu sobat.. Sang Embun pun tak mampu menandingi lembut nya hatimu..

rumah blogger mengatakan...

guru pahlawan tanpa jasa...

sabirinnet mengatakan...

ketimpangan dan ketidakadilan..seharusnya gajih guru itu 10x lipat dari gajih staf PNS..

miwwa mengatakan...

waduh, saya sudah komen panjang lebar tadi tapi error. masuk ga ya mas? kalo gamasuk nanti saya komen ulang.

p.s: blog ny berat mas, miskin bandwith >,<

miwwa mengatakan...

wokeh! saya komen ulang! padahal udah dramatis tadi komennya loh. sekarang kalo diulang, gabakal sedramatis yang pertama ;(

saya juga calon guru mas, miris banget baca artikel yang mas tulis itu. mama saya juga guru. beruntungny kami, walau beliau bukan PNS, tapi guru di sekolah swasta, gaji dan tunjangan yang didapat lumayan layak dan mencukupi untuk kami. dan mama dapat pensiun juga, padahal beliau mengajar di sekolah swasta.
semoga para guru sukwan itu, walau tidak mendapat bayaran yang pantas sekarang, di mata Allah mereka dibayar mahal. semoga mereka ikhlas. semoga berikutny mereka lebih diperhatikan. semoga. kita cuma bisa berharap. tapi ya semoga saja. ;(

ceritatugu mengatakan...

inyong dulu pernah jadi skwan selama 10 bulan dengan honor 5000 rupiah

Ninda Rahadi mengatakan...

wah mas.. sekarang mbak gek udah bisa komen^^


sama-sama...

duh miris ya.. kedua orang tua saya juga guru.. cuma udah lama, bukan sukwan

mamat mengatakan...

salm knal ya...
jgn sungkan2 mampir ke blog q..makasih

Pekik mengatakan...

ngikut