1.08.2010

Yang paling kontroversial : Rokok

Photobucket
DjarumBlack Blog Competition

Pagi yang cerah saya awali dengan hisapan rokok yang selalu menemani hari-hari saya, indah maupun semu saya tak pernah terpisahkan oleh rokok, setiap saya keluar rumah di saku celana dan jaket saya selalu ada tiga azimat wajib : Flashdisk, HP dan sebungkus rokok Djarum Black Capuccino. Itulah yang akan kita bahas dalam black in news kategori Tanda Mata Dari Abad 21 Kali Ini.

Banyak sekali kampanye kesehatan tentang bahaya merokok, namun mengapa masih banyak pabrik-pabrik rokok yang beroperasi dan ikut meramaikan dunia bursa saham?

Seperti itulah bahayanya menghisap tembakau giling yang di kemas dalam sebatang rokok. Namun itu hanyalah sisi negatif saja……lantas apakah kita mau melihat sisi positif dari rokok?
Indonesia adalah salah satu produsen rokok terbesar di dunia, dari hasil ekspor rokok tersebut mampu menyelamatkan defisit Negara sekitar sekian persen (hanya dari cukai rokok), maka dari itulah rokok masih berkembang pesat di sekitar kita, kegagalan pemerintah dalam menanggulangi kasus TKI yang sering mendapatkan perlakuan buruk di Negara tempat mereka mengadu nasib, membuat sebagian orang mencibir kecut tentang keberadaan pahlawan devisa tersebut.
Namun pemerintah Indonesia masih memiliki satu lagi pahlawan devisa yang tanpa di sadari telah memberikan banyak sekali andil. Dari hasil chat saya dengan beberapa teman facebook baik itu dari italia (mr. salvo texture), jerman (jurgen schiling), swedia (Patrick muller), India (elsam isma’il) “nama-nama di atas bisa di search di facebook saya” bahkan beberapa temen facebook cewek bule yang demen merokok, mengatakan bahwa kebanyakan rokok yang beredar di Negara mereka adalah rokok impor dari Indonesia.
Saat saya menanyakan merk seperti L.A Lights dan Djarum Black mereka juga megenali dan mengatakan bahwa produk-produk buatan PT.Djarum Kudus-Indonesia itu adalah merk favorit. Luar biasa saat saya mengetahui selera saya dengan selera mereka “dalam hal” rokok adalah sama.
Keterbatasan bahasa membuat kami berkomunikasi dengan “bahasa inggris” sebisanya, ternyata tidak semua orang jerman dan italia bisa menguasai bahasa inggris dengan baik (tidak jauh beda dengan kita ya?).
Karena kontroversi antara bahaya dan devisa serta kemampuanya untuk di terima di dunia internasional maka Rokok (filter cigarette & kretek , tidak termasuk “tingwe”) buatan Indonesia bisa di nobatkan sebagai Souvenir from the
century.


3 komentar temen:

Ivan Kavalera mengatakan...

Aku juga masih sulit berhenti merokok nih , mas.

Johnson Manurung mengatakan...

sama dengan saya Mas, saya juga seorang perokok ..., semoga saja ada sisi positip dari seorang perokok, paling tidak industri rokok kita bisa tetap bertahan.
Salam

denie mengatakan...

makasih tas infonya luar biasa.........